Masa paling indah adalah saat memakai seragam putih abu, begitu kata banyak orang. Berbeda dengan pandangan orang, Kinar menganggap masa itu tak ubahnya “rujak”, seperti kata guru Bahasaa Indonesianya dulu.
Dalam rujak terdapat bebagai buah yang tercampur seperti dia dan teman – temannya yang memiliki karakter yang berbeda. Ada juga rasa gula yang manis, garam yang terasa asin, terasi yang sesungguhnya pahit, dan asam tercampur dalam rujak. Tak dapat dipungkiri selain manis,masa SMA juga terasa pahit dengan berbagai persoalannya. Ada cinta yang tak sampai membuat kehidupan SMA terasa pahit. Cinta yang penuh kesuksesan membuat terasa manis.Ada pertengkaran konyol membuat terasa asam. Ada rasa tak karuan seperti rasa asin pada rujak.Semua bercampur menjadi satu dibumbui kisah bernama masa SMA.
Kinar gadis yang menjalani masa sekolah menengah atasnya di sebuah sekolah rintisan bertaraf internasional sangat merasakan itu. SMA PRESTASI GEMILANG memberikan banyak hal kepada gadis berambut sebahu itu. Di SMA dia menemukan sakit adalah bagai mana mengobati. Kehilangan adalah bagaimana menemukan. Rapuh adalah bagaimana tegar. Sakit adalah bagaimana mengobati. Dikecewakan adalah bagaimana balas dendam.
Sejak mengetahui orang yang dia cintai bersama gadis lain, dia merasa sangat tersakiti dan mulai balas dendam. Awalnya dia tidak percaya cowok yang mendekatinya bersama gadis lain. Setahun cowok itu mendekatinya, memberinya harapan ternyata semua hanyalah sebuah harapan semu.Sejak saat itu dia bertekad balas dendam pada cowok dan cewek itu.
Sejak hari itu, dia menjual perasaanya. Dia menulis perasaannya melalui karya – karyanya dan mengirimkan agar bisa diterbitkan. Selain itu dia yang memang sibuk dengan kegiatan – kegiatan sekolahnya , semakin sibuk. Mengikuti berbagai macam lomba karya tulis. Mengikuti kompetisi. Mengikuti berbagai organisasi. Bukan hanya di sekolahnya, dia juga mengikuti organisasi remaja di luar sekolahnya. Hari – harinya disibukkan dengan berbagai kegiatan, hingga dia tak menyadari dia telah memforsir tenanganya.Tak jarang ia jatuh sakit, namun dia tak peduli. Dia tetap melakukan berbagai kegiatan, dan memenangkan berbagai kompetisi. Ia senang semua lelahnya terbayar dengan piala – piala yang dia hasilkan dari keringatnya. Ia bangga bisa menunjukkan bahwa dia mencintai sekolahnya melebihi cintanya pada orang yang membuat hatinya berdarah.Begitulah balas dendam versi. Baginya balas dendam adalah menemukan kebahagiaannya sendiri bukan menyakiti oranglain. Dengan melakukan semua itu dia bahagia. Jadi balas dendamnya sukses.Ia terus melakukan itu,sampai kejadian yang mengubah hidupnya.Menyembuhkan tepatnya.
Masih tersimpan jelas dalam rongga otak Kinar. Hari itu, hari Sabtu.Ektrakulikuler berjalan seperti biasa.Siswa tari dengan gemulai menari – nari di atas lantai aula yang luas.Di depan aula ada ruangan tabuh, yang diisi para sekaa tabuh yang memainkan alat music khas Bali.Ruang tabuh yang hanya berbatas lapangan hijau yang terdapat siswa berlatih upacara, di kelas XA terdapat anak – anak PIK-Remaja yang menyanyikan yel khas mereka.
Kami putra – putrid Indonesia,
Kami bersama, bersatu dalam PIK-KRR
Mendidik kaum sebaya,
Agar semua berbudaya,
Agar bisa menjaga alat reproduksi kita.
Riuh yel PIK-Remaja itu terdengar di telinga dua sahabat di kelas XI IPA 1. Tentu saja riuh tersebut dapat terdengar jelas. Kelas mereka hanya terpisah taman yang ASRI dengan kelas XA.
“Lho…Nggak ada,Dek.Sepertinya belum ada informasi mengenai program bidik misi.” Kata Kinar yang sedang menatap lekat – lekat layar laptopnya.
“Tu…ini filmnya.”Kata seorang cowok masuk tanpa permisi. Mengangetkan kedua sahabat itu.
“Film apa?” Tanya Kadek polos.
“The Day After Tommorrow.” Jawab Kinar dan cowok yang bernama Ari berbarengan.
“Kirain..”
“Kirain apa?” Kinar menatap Kadek yang duduk dihadapannya.
“Hohoho…Tidak! Eh..ya sudah kalau belum ada infonya, aku pulang duluan ya. Kalian tidak pulang?”
“Aku mau mencari info lomba dulu. Sepertinya ada lomba karya tulis.” Jawab Kinar, sedang si cowok lebih memilih diam di sebelah Kinar. Ia hanya tersenyum tak menjawab pertanyaan Kadek.
“Mau mencari info lomba atau Sentana lewat FB?” Ledek Kadek.
“Siapa Sentana?” Tanya Ari.
“Pacarnya Kinar…Daaah” Jawab Kadek, pergi tanpa member penjelasan.
“Pacarmu?” Tanya Ari.
Berdua dalam ruangan yang sepi bersama Ari membuat hati Kinar merasa nyeri. Dia juga takut jika orang berpikir macam – macam. Apalagi kalau mereka melihat Ari duduk di sebelahnya.Suasana hening sejenak setelah Ari bertanya dan hanya dibalas senyum oleh Kinar.
“Apa agamanya?” Ari kembali membuka pertanyaan dengan menatap aneh kearah Kinar.
“Apa pentingnya.”Jawab Kinar tak mengacuhkan tatapan cowok yang masih mengisi hatinya sampai detik itu. Ia sibuk dengan apa yang ia cari di Internet. “Bukankah kita sama? Apapun agama kita semua sama-sama menuju jalan Tuhan.Itu hanya sebutan.”
“Apa nama FBnya?” Tanya Ari, merebut laptop di hadapannya Ia mengetikwww.facebook.com, namun server eror.
“Bodo…di sekolah tidak bisa buka FB,Brother.” Di SMA PRESTASI GEMILANG FB memang di kumandangkan sebagai situs terlarang.Dikhawatirkan menggagu prestasi siswa, situs jejaring social yang cukup bermafaat itu di blokir.
“Brother?” Ari heran mendengar kata itu keluar dari mulut Kinar. Ini pertama kalinya Kinar memanggil dia dengan ‘brother’.Biasanya saling mengejek.
“Kenapa?Ada yang salah? Kamu tidak menganggap aku ini saudaramu?Bukankah kita semua saudara?Huft…maksudku kecuali Ketut. Dia tentu tak kamu anggap saudaramu.”
“Apa maksudmu?” Kata Ari ketus, menatap tajam Kinar.
“Kurasa otakmu cukup pintar untuk mencerna kata-kataku.”
“Kamu cemburu padanya?”
“Cemburu?” Kinar tertawa sejadinya.Sembari menutup laptop yang telah ia matikan ia tetap tertawa. “Apa yang harus aku cemburui? Karena dia pacarmu?Karena dia terkenal dalam urusan pacar? Karena dia bisa mendapatkan siapapun cowok yang dia mau? Terlalu bodoh namanya aku cemburu hanya karena hal itu. Jika kuliah nanti dosenmu tidak akan menanyaimu berapa kali kamu pacaran. Kamu diterima di perguruan tinggi bukan karena kamu cantik atau tampan tetapi karena isi otakmu. Setelah menjadi almamater, mungkin kamu terkenal karena kamu cantik atau tampan. Akan lebih membanggakan jika kamu bisa menunnjukkan seberapa besar cintamu pada sekolah.” Tutup Kinar,beranjak pergi. Tangan Kinar segera di raih Ari.Tidak diizinkan pergi.
“Benarkah kamu tidak cemburu?...Tapi aku cemburu pada sekolah.”
“Apa?”
“Kamu terlalu sibuk karena cintamu pada sekolah.Lomba ini.Kompetisi itu. Mengurus ini. Mengurus itu. Kamu tidak pernah memperhatikan bagaimana aku memperhatikanmu.”
“Aku mem…”
“Itu bukan pertanyaan.Itu pernyataan. Terlalu sibuknya kamu, kamu tak pernah sadar telah mengabaikan perhatianku….Kamu ingat,dua hari lalu ketika kamu datang dari Denpasar membawa karya tulismu? Aku di depan sekolah.” Kinar mengangguk ketika diingatkan kejadian itu.”Aku mengkhawatirkanmu.Kamu? Jangankan menyapa,tersenyum saja tidak.”
“Bagaimana dengan Ketut?”
“Kurasa dia bosan. Kami Kinars satu bulan lalu.”
“Heh” Kinar tersenyum sinis. “Ini alasan kujual perasaanku. Kalau kamu tak dicampakannya,kamu tentu tak akan mendekatiku.Maaf.Kamu salah orang.Aku tak tertarik.”
“Menjual perasaan?Oh,itu sebabnya sejak setahun yang lalu aku mendekatimu kamu tak pernah acuhkan? Kemana kamu jual perasaanmu?....Kamu pikir kenapa aku pacaran dengan Ketut?....Karena kamu.Ternyata aku salah.” Mata Kinar mendelik heran mendengar jawaban cowok yang telah menghancurkan harapannya.Jawaban itu membuat mulutnya bisu.Semua membeku. Hanya matanya bercerita betapa dia tak percaya.”Aku berusaha mendekatimu sejak setahun yang lalu. Kamu tak pernah menghiraukannya. Aku berusaha membuatmu cemburu dengan pacaran dengan Ketut. Kamu malah makin gila dengan kesibukanmu.Lomba ini dan itu….Aku tak bermaksud melarangmu berprestasi.Tapi, bisakah kamu acuhkan aku,sedikit Saja? Kita bisa menunjukkan cinta kita pada sekolah bersama – sama. Kita bisa berprestasi bersama,bukan?”
Kinar tersenyum di dalam kamarnya yang berjejer banyak piala, memngingat hari itu.Di sebelah piala – piala itu ada gambarnya dan Ari.Ia senang ia tidak lagi sendiri membawa piala dalam gambarnya.Ada banyak gambar dirinya bersama Ari. Ada cincin yang sama melingkar di jari mereka di setiap gambar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar