Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
(٣١)حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (٣٢)وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (٣٣)
"Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
dan gadis-gadis remaja yang sebaya." (QS an-Naba': 31-33)
كَذَلِكَ
وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٥٤)
"Demikianlah, dan
Kami berikan kepada mereka bidadari." (QS. Ad-Dhukhan: 54)
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ
مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٢٠)
"Mereka bertelekan di atas
dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang
cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
(٧٢)
"(Bidadari-bidadari) yang
jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah." (QS. Ar-Rahman: 72)
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠)
"Di dalam surga itu ada
bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS. Ar-Rahman: 70)
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً
(٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧)
"Sesungguhnya kami
menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.[1] Dan
kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya
umurnya." (QS. Al-Waqi'ah: 35-37)
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari
Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan langsung (kun fayakun).
Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka dipasanglah kemah-kemah atas
mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa kemah-kemah ini bukanlah
ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana), melainkan ia adalah tenda di
taman-taman dan di atas sungai-sungai.
Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam
bersabda:
1. Hadits Abu Sa’id al-Khudri
Rodiallohu `anhu :
« إِنَّ أَدْنَى
أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ اللّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ
الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ ظِلٍّ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ قَرِّبْنِي
مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي ظِلِّهَا ». فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ فِيْ
دُخُوْلِهِ الْجَنَّةَ وَتًمًنٍّيْهِ إِلىَ أَنْ قَالَ فِيْ آخِرِهِ.
“Sesungguhnya
ahli surga yang paling rendah tingkatannya adalah seseorang yang Allah
palingkan wajahnya dari neraka kearah surga, dan ditampakkan padanya satu pohon
surga yang rindang. Lalu orang itu berkata: Ya Allah dekatkanlah aku ke pohon
itu agar aku bisa berteduh di bawahnya.” Lalu Nabi Sholallohu `alaihi wa sallam
terus menyebutkan angan-angan orang itu hingga akhirnya beliau bersabda:
« إِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ
الأَمَانِيُّ قَالَ اللّهُ: هُوَ لَكَ وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ. قالَ: ثُمَّ
يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الحُورِ الْعِينِ
فَيَقُولاَنِ : الْحَمْدُ للّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ.
قَالَ: فَيَقُولُ: مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ ».
“Apabila telah habis angan-angannya
maka Allah berfirman kepadanya: “Dia itu milikmu dan ditambah lagi sepuluh kali
lipatnya.” Nabi bersabda: “Kemudian ia masuk rumahnya dan masuklah menemuinya
dua biadadari surga, lalu keduanya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkanmu untuk kami dan yang menghidupkan kami untukmu. Lalu laki-laki
itu berkata: “Tidak ada seorangpun yang dianugerahi seperti yang dianugerahkan
kepadaku.” (HR. Muslim: 417)
2. Hadits Anas Rodiallohu `anhu :
« إِنَّ
الْحُورَ الْعِينَ لَتُغَنينَ فِي الْجَنَّةِ يَقُلْنَ: نَحْنُ الْحُورُ
الْحِسَانِ خُبئْنَا لأَزْوَاجٍ كِرَامٍ »
“Sesungguhnya bidadari nanti akan
bernyanyi di surga: Kami para bidadari cantik disembuyikan khusus untuk
suami-suami yang mulia.” (Shahih al-Jami’: 1602)
3. Hadits Abu Hurairah Rodiallohu
`anhu :
« إِنَّ أَوَّلَ
زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ.
وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيَ، فِي السَّمَاءِ،
إِضَاءةً. لاَ يَبُولُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفِلُونَ.
أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ. وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ. وَمَجَامِرُهُمُ الألُوَّةُ.
وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ. أَخْلاَقُهُمْ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ.
عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ. سِتُّونَ ذِرَاعاً، فِي السَّمَاءِ ».
“Sesungguhnya kelompok pertama yang
masuk surga adalah seperti rupa bulan di malam purnama. Berikutnya adalah
seperti binang yang paling terang sinarnya di langit. Mereka tidak buang air
kecil, tidak buang air besar, dan tidak meludah. Sisir mereka dari emas, minyak
mereka adalah misik, asapannya adalah kayu gaharu, pasangan mereka adalah
bidadari, akhlak mereka seperti akhlak satu orang. Bentuk (postur tubuh) mereka
seperti Nabi Adam as; 60 lengan di langit.” (Bukhari, Muslim dll. Al-Jami’
al-Shaghir: 3778, Shahih al-Jami’: 2015)
4. Hadits Abdullah ibnu Mas’ud
Rodiallohu `anhu :
« أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ،
وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي
السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل
زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا
وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ
»
“Kelompok
pertama kali yang masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam
purnama. Kelompok kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi
setiap orang dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada
70 perhiasan. Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya,
sebagaimana minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan
sanad shahih, dan Baihaqi dengan sanad hasan. Hadits hasan, shahih lighairi:
Shahih al-Targhib: 3745)
Dalam lafazh Tirmidzi:
« وَلِكُلِّ
وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوْقِهِمَا منْ وَرَاءِ الَّلحْمِ مِنَ
الْحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ
وَاحِدٍ يُسَبِّحونَ الله بُكْرَةً وَعَشِيَّا » .
“Masing-masing mendapat dua
bidadari, sumsum kakinya dapat dilihat dari balik daging karena begitu
cantiknya, tidak ada perselisihan di antara mereka, dan tidak ada saling benci
di hati mereka. Hati mereka seperti hati satu orang, mereka semua bertasbih
kepada Allah pagi dan sore.”
5. Hadits al-Miqdam Ibn Ma’di Karib
Rodiallohu `anhu :
« لِلشَّهِيدِ
عِنْدَ اللَّهِ سَبْعُ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ،
وَيَرَىٰ مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُحَلَّىٰ حُلَّةَ الإِيمَانِ، وَيُزَوجُ
اثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ
الْوَقَارِ، الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا،
وَيَشْفَعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَاناً مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ »
“Orang yang
mati syahid memiliki 7 [yang benar 8] keistimewaan di sisi Allah: (1) diampuni
dosanya di awal kucuran darahnya, (2) melihat tempat duduknya dari surga, (3)
dihiasi dengan perhiasan iman, (4) dinikahkan dengan 72 bidadari surga, (5)
diamankan dari adzab kubur, (6) aman dari goncangan dahsyat di hari qiamat, (7)
diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan; satu permata dari padanya
lebih baik dari pada dunia seisinya, (8) memberi syafaat kepada 70 orang dari
kerabatnya.” (Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi. Silsilah al-Shahihah: 3213, Shahih
al-Jami’: 5182)
6. Hadits Mu’adz ibn Anas Rodiallohu
`anhu ;
« مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ
عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّه سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُورِ الْعينِ مَا شَاءَ ».
“Barangsiapa mampu menahan amarah
padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para
makhluk hingga Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka dari bidadari.”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan. Lihat Shahih al-Jami’: 6518)
7.
Hadits Mu’adz t;
« لاَ تُؤْذِي
امْرَأةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا. إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ
الْعِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ الله، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَك دَخِيلٌ
يُوشِكَ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا »
“Tidak ada seorang isteri yang
menyakiti suaminya di dunia melainkan bidadari yang menjadi pasangannya
berkata: "Jangan engkau sakiti dia -semoga Allah melaknatmu- sesungguhnya
ia hanyalah bertamu (di rumahmu), hampir saja ia berpisah meninggalkanmu menuju
kami.” (Shahih al-Jami’: 7192)
Imam Ibnul Qoyyim berkata:
"Jika anda bertanya tentang
mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka adalah gadis-gadis
remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir darah muda, pipi
mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka kencang dan bundar
bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam, keindahan dan kelembutan
mereka selalu menjadi kerubutan.
Elok wajahnya bagaikan terangnya
matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala tersenyum. Jika
anda dapatkan cintanya, maka katakan semau anda tentang dua cinta yang bertaut.
Jika anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu berbunga), bagaimana pula
rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang penuh rayu, canda dan
pujian). Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi, seakan-akan anda melihat ke
cermin yang bersih mengkilat (maksudnya, menggambarkan persamaan antara
keindahan paras bidadari dengan cermin yang bersih berkilau setelah dicuci dan
dibersihkan, sehingga tampak jelas keindahan dan kecantikan). Bagian dalam
betisnya bisa terlihat dari luar, seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang
maupun perhiasannya.
Andaikan ia tampil (muncul) di
dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium wanginya, dan
setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan takbir karena
terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan menjadi indah
berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar mentari akan
pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang. Pasti semua yang
melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang Maha hidup lagi
Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik daripada
dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan cita-citanya.
Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan kecantikan
dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah rasa cinta dan
hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari kehamilan, melahirkan,
haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air seni, dan air tinja, serta
semua kotoran.
Masa remajanya tidak akan sirna,
keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan memudar, hasrat
dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan matanya hanya tertuju kepada suami,
sekali-kali tidak menginginkan yang lain. Begitu pula suami akan selalu tertuju
padanya. Bidadarinya adalah puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika ia
melihat kepadanya, maka bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta
kepadanya pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan
menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya
adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya.
Di samping itu, bidadari ini tidak
pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun bangsa jin. Setiap
kali suami memandangnya maka rasa senang dan suka cita akan memenuhi rongga
dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan mutu manikam akan
memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap kamar di
dalamnya akan dipenuhi cahaya.
Jika anda bertanya tentang usianya,
maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang ranum-ranumnya.
Jika anda bertanya tentang keelokan
wajahnya, maka apakah anda telah melihat eloknya matahari dan bulan?!
Jika anda bertanya tentang hitam
matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan, mata yang putih bersih
dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.
Jika anda bertanya tentang bentuk
fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon yang paling indah yang
pernah anda temukan?
Jika anda bertanya tentang warna
kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.
Jika anda bertanya tentang elok
budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang
menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun dianugerahi
kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa dan penghias mata.
Jika anda bertanya tentang baiknya
pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya. Mereka
adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian dan pelayanannya
yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh pesona harmoni dan asmara
.
Apa yang anda katakan apabila
seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu menjadi
bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda akan
mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis
edarnya." Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai…
alangkah indahnya…!! (dari kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar