Welcome to blog Angga Ardinata

Kamis, 07 April 2011

Sejarah Dan Asal Usul Valentine Day's


Pada zaman modern ini, hari Valentine didominasi oleh hati berwarna pink dan yang dipanah oleh Cupid. Padahal asal-usul perayaan ini justru sangat berbeda jauh dengan simbol-simbol cinta ini. Oleh karena itu saya ingin memberikan beberapa pandangan tentang sejarah Valentine day's.

Pertama: Valentine sebenarnya adalah seorang biarawan Katolik yang menjadi martir. Valentine dihukum mati oleh kaisar Claudius II karena menentang peraturan yang melarang pemuda Romawi menjalin hubungan cinta dan menikah karena mereka akan dikirim ke medan perang. Ketika itu, kejayaan kekaisaran Romawi tengah berada di tengah ancaman keruntuhannya akibat kemerosotan aparatnya dan pemberontakan rakyat sipilnya. Di perbatasan wilayahnya yang masih liar, berbagai ancaman muncul dari bangsa Gaul, Hun, Slavia, Mongolia dan Turki. Mereka mengancam wilayah Eropa Utara dan Asia. Ternyata wilayah kekaisaran yang begitu luas dan meluas lewat penaklukan ini sudah memakan banyak korban, baik dari rakyat negeri jajahan maupun bangsa Romawi sendiri. Belakangan mereka tidak mampu lagi mengontrol dan mengurus wilayah yang luas ini. Untuk mempertahankan kekaisarannya, Claudius II tak henti merekrut kaum pria Romawi yang diangap masih mampu bertempur, sebagai tentara yang siap diberangkatkan ke medan perang. Sang kaisar melihat tentara yang mempunyai ikatan kasih dan pernikahan bukanlah tentara yang bagus. Ikatan kasih dan batin dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai hanya akan melembekkan daya tempur mereka. Oleh karena itu, ia melarang kaum pria Romawi menjalin hubungan cinta, bertunangan atau menikah. Valentine, sang biarawan muda melihat derita mereka yang dirundung trauma cinta tak sampai ini. Diam-diam mereka berkumpul dan memperoleh siraman rohani dari Valentine. Sang biarawan bahkan memberi mereka sakramen pernikahan. Akhirnya aksi ini tercium oleh Kaisar. Valentine dipenjara. Oleh karena ia menentang aturan kaisar dan menolak mengakui dewa-dewa Romawi, dia dijatuhi hukuman mati. Di penjara, dia bersahabat dengan seorang petugas penjara bernama Asterius. Petugas penjaga penjara ini memiliki seorang putri yang menderita kebutaan sejak lahir. Namanya Julia. Valentine berusaha mengobati kebutaannya. Sambil mengobati, Valentine mengajari sejarah dan agama. Dia menjelaskan dunia semesta sehingga Julia dapat merasakan makna dan kebijaksanannya lewat pelajaran itu.
Julia bertanya, "Apakah Tuhan sungguh mendengar doa kita?"
"Ya anakku. Dia mendengar setiap doa kita."
"Apakah kau tahu apa yang aku doakan setiap pagi? Aku berdoa supaya aku dapat melihat. Aku ingin melihat dunia seperti yang sudah kau ajarkan kepadaku."
"Tuhan melakukan apa yang terbaik untuk kita, jika kita percaya pada-Nya,"sambung Valentine.
"Oh, tentu. Aku sangat mempercayai-Nya," kata Julia mantap.
Lalu, mereka bersama-sama berlutut dan memanjatkan doa.
Beberapa minggu kemudian, Julia masih belum mengalami kesembuhan. Hingga tiba saat hukuman mati untuk Valentine. Valentine tidak sempat mengucapkan perpisahan dengan Julia, namun ia menuliskan ucapan dengan pesan untuk semakin dekat kepada Tuhan. Tak lupa ditambahi kata-kata,"Dengan cinta dari Valentin-mu" (yang akhirnya menjadi ungkapan yang mendunia). Ia meninggal 14 Februari 269. Valentine dimakamkan di Gereja Praksedes Roma. Keesokan harinya , Julia menerima surat ini. Saat membuka surat, ia dapat melihat huruf dan warna-warni yang baru pertama kali dilihatnya. Julia sembuh dari kebutaannya. Pada tahun 496, Paus Gelasius I menyatakan 14 Februari sebagai hari peringatan St. Valentine. Kebetulan tanggal kematian Valentine bertepatan dengan perayaan Lupercalia, suatu perayaan orang Romawi untuk menghormati dewa Kesuburan Februata Juno. Dalam perayaan ini, orang Romawi melakukan undian seksual! Caranya, merka memasukkan nama ke dalam satu wadah, lalu mengambil secara acak nama lawan jenisnya. Nama yang didapat itu menjadi pasangan hidupnya selama satu tahun. Lalu pada perayaan berikutnya mereka membuang undi lagi. Rupanya Paus tidak sreg pada cara perayaan ini. Karena itulah, gereja sedikit memodifikasi perayaan ini. Mereka memasukkan nama-nama santo dalam kotak itu. Selama setahun setiap orang akan meneladani santo yang tertulis pada undian yang diambilnya. Untuk membuat acara itu sedikit lucu, gereja juga memasukkan nama Simeon Stylites. Orang yang mengambil nama ini dianggap apes alias tidak mujur, soalnya Simeon menghabiskan hidupnya di atas pillar, tidak beranjak satu kali pun. Nama Valentine lalu diabadikan dalam festival tahunan ini. Di festival ini, pasangan kekasih atau suami istri Romawi mengungkapkan perasaan kasih dan cintanya dalam pesan dan surat bertuliskan tangan. Di daratan Eropa tradisi ini berkembang dengan menuliskan kata-kata cinta dan dalam bentuk kartu berhiaskan hati dan dewa Cupid kepada siapapun yang dicintai. Atau memberi perhatian kecil dengan bunga, coklat dan permen. Di zaman modern, kebiasaan menulis surat dengan tangan diangap tidak praktis. Lagipula, tidak setiap orang bisa merangkaikan kata-kata yang romantis. Lalu muncullah kartu valentine yang dianggap lebih praktis. Kartu Valentine modern pertama dikirim oleh Charles seorang bangsawan Orleans kepada istrinya, tahun 1415. Ketika itu dia mendekam di penjara di Menara London. Kartu ini masih dipameran di British Museum. Di Amerika,Esther Howland adalah orang pertama yang mengirimkan kartu valentine. Kartu valentine secara komersial pertama kali dibuat tahun 1800-an. Sayangnya dari hari ke hari, perayan Valentine telah kehilangan makna yang sejati. Semangat kasih dn pengorbanan St. Valentine telah dikalahkan oleh nafsu komesialisasi perayaan ini. Untuk itulah kita perlu mengembalikan makna perayaan ini, seperti dalam 1 Yohanes 4:16: "Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia"
Kedua: Ada banyak opini mengenai asal mula munculnya Hari Valentine. Beberapa menyatakan bahwa Hari Valentine berasal dari seorang yang bernama Santo Valentine. Santo Valentine tinggal di Roma pada abad ke-3. Ketika itu kota Roma dibawah kekuasaan seorang kaisar bernama Claudius. Santo Valentine tidak begitu menyukai Kaisar Claudius, dan rasa ketidaksukaan yang sama juga dirasakan oleh hampir seluruh rakyat Roma. Kaisar Claudius saat itu ingin memiliki laskar prajurit yang cukup besar dan dia mengharapkan setiap pemuda di Roma mau bergabung menjadi prajurit. Banyak pemuda yang tidak menandatangani formulir pendaftaran untuk menjadi prajurit Kaisar Claudius. Mereka tidak ingin berperang karena mereka tidak mau meninggalkan istri dan keluarganya. Hal ini membuat Kaisar Claudius sangat geram. Kemudian dia memiliki suatu ide gila dengan mengeluarkan surat keputusan yang isinya melarang setiap pemuda di Roma untuk menikah, karena apabila mereka tidak menikah mungkin saja mereka mau bergabung menjadi prajurit Roma. Sebaliknya, surat keputusan tersebut tidak mendapat respon yang begitu bagus dari pemuda di Roma mereka menganggap keputusan tersebut benar-benar kejam.
Sementara saat itu tugas sehari-hari Santo Valentine adalah menikahkan pasangan-pasangan kekasih Bahkan setelah Kaisar Claudius memberlakukan keputusannya tersebut, Santo Valentine tetap melakukan rutinitas secara diam-diam tentunya Hal ini menjadi pengalaman yang seru bagi Santo Valentine. Satu malam, ketika Santo Valentine menikahkan sebuah pasangan, tiba-tiba dari dalam gereja dia mendengar langkah-langkah kaki yang cukup keras dan menakutkan yang mana langkah kaki tersebut ternyata langkah kaki pasukan prajurit Kaisar Claudius yang hendak menangkap Santo Valentine. Untungnya, pasangan yang telah dinikahkan itu dapat melarikan diri; Damun keadaan tidak membela Santo Valentine, dia tertangkap. Dia dimasukan kedalam penjara dan dijatuhi hukuman mati. Berita yang mengejutkan tersebut tidak membuat Santo Valentine untuk tetap gembira. Dalam menjalani hari-harinya yang berat, Santo Valentine tidak sendiri, dia ditemani oleh orang-orang yang mendukung dia. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang ke penjara khusus untuk menjenguk Santo Valentine. Mereka melemparkan bunga-bunga kedalam penjara dan memberi semangat kepadanya bahwa mereka juga percaya pada kekuatan cinta. Salah satu dari mereka ada seorang gadis yang ternyata anak dari teman satu sel Santo Valentine, namanya Asterius. Asterius meminta anaknya untuk sering-sering mengunjungi Santo Valentine. Pada jam berkunjung biasanya mereka menghabiskannya dengan duduk berdampingan dan berbincang-bincang satu sama lain. Gadis tersebut selalu memberikan dorongan agar Santo Valentine tetap semangat dalam menjalani hari-harinya yang berat didalam penjara.
Satu hari, ketika hukuman mati itu tiba, Santo Valentine meninggalkan catatan kecil pada Asterius untuk diberikan kepada anak gadisnya. Catatan kecil tersebut berisi rasa ucapan terima kasih terdalamnya untuk persahabatan yang telah mereka jalin selama ini. Santo Valentine menandatangani surat itu dengan kata-kata, “Cinta dari Valentine-mu”. Surat itu ditulis pada hari dia akan dihukum mati, 14 Februari, 269 A.D. Hukuman mati yang dia terima dipukuli hingga mati dan kepalanya dipenggal.
Sebelumnya, tradisi kuno yang biasa diadakan di Roma pada tanggal 14 Februari yaitu Hari Pemujaan Dewa Juno (=Ratu dari dewa-dewi bangsa Roma; rakyat Roma percaya Juno juga dewi pernikahan) yang kemudian dilanjutkan pada tanggal 15-nya dengan mengadakan Festival Lupercalia (=pesta pemujaan dewa berhala). Pada malam. Festival Lupercalia, gadis-gadis di Roma ditulis namanya diatas sepucuk kertas dan dimasukkan kedalam botol. Kemudian masing-masing pemuda mengambil satu kertas yang berisi nama tersebut dari dalam botol, dan menjadikannya pasangan selama Festival Lupercalia berlangsung. Apabila selama festival mereka saling jatuh cinta, dipercaya bahwa mereka akan dapat pasangan dalam sebuah pernikahan suatu hari kelak.
Para pastur dari Gereja Kristen mula-mula berusaha keras untuk menghilangkan unsur-unsur penyembahan berhala dalam Festival Lupercalia dan menggantinya dengan nama- nama Santo. Karena Festival Lupercalia dimulai di pertengahan bulan Februari, maka pastur-pastur tersebut mempunyai gagasan untuk memilih nama Santo Valentine sebagai pengganti Fesival Lupercalia. Maka Festival Lupercalia berubah menjadi Saint Valentine's Day (=Hari Santo Valentine). Kelihatannya, tradisi pemuda yang memilih para gadis sebapi pasangannya dapat tetap dapat diwujudkan di Hari Valentine ini.
Orang-orang Perancis dan Inggris percaya kalau 14 februari adalah awal musim bagi burung-burung untuk mencari pasangan pasangannya. Jadi memang hampir seluruh dunia percaya bahwa bulan februari adalah bulannya cinta bagi para pasangan.
Kartu Valentine disebarkan oleh kaum Kristen dan saat ini telah dapat dinikmati oleh semua orang diberbagai belahan duma.
Kartu valentine pertama kali dikirim oleh Charles, Duke of Orleans pada tahun 1415 kepada istrinya ketika dia menjadi tahanan di Tower of london. Kartu Valentine tersebut saat ini disimpan di Museum British.
Di Amerika, Esther A Howland yang pertama kali menjual kartu-kartu Valentine ke seluruh penjuru negeri Paman Sam ini. Kartu-kartu ini diluncurkan sekitar tahun 1800 di kota Loveland, Colorado. Menurut Greeting Card Association (=Asosiasi Kartu-kartu Ucapan) diperkirakan sebanyak 1 milyar kartu Valentine terkirim setiap tahunnya. Hal ini membuat kartu Valentine Day menjadi kartu ucapan terbesar kedua setelah kartu Natal yang diperkirakan menduduki peringkat pertama dengan jumlah sebanyak 2,6 milyar per tahunnya. Kira-kira 85% konsumen kartu valentine adalah wanita.

Ketiga: Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul dari Valentine's Day, namun pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Peringatan hari besar ini dirayakan untuk menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pah (Tuhan dari Alam). pada saat itu digambarkan orang-orang muda (laki-laki dan wanita) memilih pasangannya secara diundi, kemudian mereka bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Dengan diikuti berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangannya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar