Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman”. (HR. Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 50)
Imran bin Hushain radhiallahu anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan.” (HR. Al-Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً
مِنْ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا وَكَانَ إِذَا كَرِهَ شَيْئًا
عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah orang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari gadis
pingitan. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, maka kami dapat
mengetahuinya di wajah beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 6119 dan Muslim no.
2320)
Abu Mas’ud radhiallahu anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya di antara ucapan yang diperoleh manusia dari kenabian
yang pertama adalah: Jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka
berbuatlah sesukamu.” (HR. Al-Bukhari no. 6120)
Penjelasan ringkas:
Malu adalah suatu akhlak terpuji yang mendorong seseorang untuk
meninggalkan suatu amalan yang mencoreng jiwanya, karena akhlak ini bisa
mendorong dia untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Dia
merupakan hijab yang bersifat umum yang diperintahkan kepada setiap
muslim baik dia laki-laki maupun wanita. Karenanya, terkhusus bagi kaum
wanita, mereka diwajibkan untuk mengenakan dua jenis hijab: Hijab umum
yaitu rasa malu dan hijab khusus yang berupa pakaian. Wanita mana saja
yang berhijab dengan hijab khusus tapi menanggalkan hijab umumnya, maka
pada hakikatnya dia telah menampakkan perhiasannya dan menanggalkan
hijabnya yang sebenarnya.
Karenanya, hijab umum tidak kalah pentingnya dengan hijab khusus.
Rasa malu merupakan bagian dari keimanan bahkan dia merupakan salah
satu indikator tinggi rendahnya keimanan seorang muslim. Karenanya,
manusia yang paling beriman -yaitu Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam- adalah manusia yang paling pemalu, bahkan melebihi malunya
para wanita yang dalam pingitan.
Intinya, malu tidaklah
menghasilkan kecuali kebaikan dan dia tidaklah datang kecuali dengan
membawa kebaikan pula. Karenanya wasiat malu ini merupakan wasiat dari
para anbiya` sejak dari zaman ke zaman kepada umatnya, agar mereka bisa
menjaga sifat malu mereka, karena hal itu akan menjaga kehormatan mereka
di dunia dan jasad mereka di akhirat dari api neraka.
Di
antara bentuk malu yang paling utama adalah malu kepada Allah, seperti
malu jika Allah Ta’ala melihatnya ketika dia sedang berbuat maksiat atau
malu kepada-Nya untuk menampakkan auratnya walaupun dia sedang
sendirian. Termasuk malu ibadah adalah malunya seorang wanita dari
menampakkan perhiasannya kepada siapa yang dia dilarang untuk
menampakkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar